Sabtu, 10 Januari 2015

Review Film Merry Riana: Usaha Keras Dibalik Kesuksesan Merry Riana

Berjuang, berjuang, dan berjuang. Merry Riana tak pernah berhenti walau berkali-kali ia jatuh, berkali-kali ia mengalami penolakan, ia tetap bangkit, dan tetap berjuang. itulah kunci kesuksesannya.

Akibat kerusuhan pada tahun 1998, keluarga Merry Riana (Chelsea Islan) yang notabene keturunan Tiongkok, terpaksa harus melewati masa-masa pahit. Ayah Merry bangkrut dan terlilit hutang di sana-sini. Dan demi menyelamatkan sang putri, sang ayah akhirnya meminta Merry untuk pergi ke Singapura.

Bukan tanpa alasan, Merry diminta untuk menemui pamannya yang tinggal di Singapura, dan menetap disana hingga kerusuhan mereda, sementara keluarganya akan  pindah ke Semarang, tempat sanak saudara lainnya.

Setibanya di Singapura, Merry langsung mendatangi tempat pamannya. Tapi apalah daya, ternyata sang paman sudah tidak tinggal di sana dan justru menyisakan hutang. Merry sebatang kara. Dengan bawaan seadanya, ia terluntang-lantung. Sampai akhirnya, Merry bertemu dengan Irene ( Kimberley Ryder), teman satu SMA-nya dulu.

Untuk sementara waktu, Merry diperbolehkan tinggal di asrama Irene. padahal, asrama tersebut tak memperbolehkan oknum luar menginap selain pelajar di kampusnya.

Alhasil, demi mendapatkan tempat tinggal sementara, Merry pun harus mendaftar sebagai mahasiswi di kampus tersebut. Namun karena tidak adanya uang, Merry disarankan untuk mengikuti program pinjaman untuk pelajar yang sudah termasuk didalamnya uang saku dan tempat tinggal. Dan untuk bisa mendaftar di program itu, Merry harus memiliki seorang penjamin yang setidaknya sudah dua tahun kuliah disana. Pada titik itulah Merry bertemu dengan Alva (Dion Wiyoko).

Tetapi pinjaman uang kuliah sebesar 40 ribu dolar Singapura bukanlah uang yang sedikit. Merry harus kerja keras membanting tulang demi mencukupi kehidupannya sehari-hari, karena uang saku dari program pinjaman pelajar tidak cukup, mengingat biaya hidup di Singapura cukup mahal.

Mampukah Merry bertahan hidup disana? Dan bagaimanakah Merry melunasi biaya pendidikannya sementara kedua orangtuanya telah bangkrut?

Pedih memang perjalanan Merry Riana demi mencapai kesuksesan. Tetapi akhirnya, hal itu sepadan dengan apa yang sudah ia raih saat ini. Banyak pelajaran dan hikmah yang  pastinya dapat diambil dari film ini, salah satunya adalah kegigihan.

Film ini diangkat dari buku biografi Merry Riana yang mengisahkan perjalanan hidup Merry. Bagaimana ia menjadi korban kerusuhan dan 'hijrah' ke Singapura. Bagaimana ia bekerja menjadi sales, bagaimana ia hanya memakan roti besar yang keras untuk mengirit pengeluarannya, dan bagaimana ia ditipu saat hendak mulai menginvestasikan uangnya.

Tetapi dari semua itu, dari semua kegagalan tersebut, Merry Riana tetap bangkit dan selalu memiliki kekuatan untuk melihat lagi kesuksesan itu.

Apalagi naskah film Merry Rianya ini ditulis oleh Titien Wattimena. Dinamika film ini sangat variatif, dan dapat diambil dari segala sisi. Ceritanya ringan namun tetap menyentuh dengan elemen-elemen drama yang begitu kuat.

Ditambah lagi Merry Riana disempurnakan dengan soundtrack dari Marcell dan Andien, yang pastinya akan menjadi faktor pendukung Anda untuk menitikkan air mata karena haru.

Sumber: http://www.21cineplex.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Poster Bola Ubi Lumer

Gambar ini dapat dilihat di instagram: https://www.instagram.com/p/Bc9N6dIBLcVpJNNXB6q5nitGlyXSIrGaQF6eNc0/